Gerindrasumut.id | Tapanulitengah, Presiden Parabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berkomitmen menjalankan visi “Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045” yang akan diwujudkan dengan 8 misi yang disebut “Asta Cita”. Asta Cita berisikan tentang pengokohan ideologi negara hingga demokrasi.
Juga, soal pemantapan sistem pertahanan negara dan mendorong kemandirian bangsa lewat swasembada pangan, hingga ekonomi kreatif. Prabowo–Gibran juga akan memperkuat pembangunan SDM, melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi dalam negeri, meningkatkan lapangan kerja, hingga reformasi politik, hukum, dan birokrasi.
Dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui misi Asta Cita, Pemerintahan Prabowo Gibran mengajak semua stakeholder mengambil inisiatif dengan berperan aktif melalui kebijakan maupun aksi nyata. Diharapkan setiap institusi pemerintahan baik di kementerian maupun di daerah dapat menjabarkan dengan membuat produk turunan dari 8 (delapan) Asta Cita guna keselarasan program pusat dengan daerah.
Dr. Erikson Sianipar, sebagai praktisi di berbagai industri dan akademisi yang juga menjadi Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Tapanuli Utara, berbagi pengalaman dengan jajaran Kementerian Agama Tapanuli Utara, bagaimana praktik baik membangun budaya kuat dan tata kelola yang efektif semasa aktif di PT. Telkom dan di dunia iindustri yang digeluti.
“Prinsip-prinsip yang dijalankan di korporasi sudah selayaknya juga dapat diterapkan di pemerintahan. Nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, transparansi, amanah, kreatif dan selalu berupaya mencapai tujuan dengan tata kelola yang efektif dan efisien,” demikian Erikson Sianipar melalui paparannya.
Asta Cita ke-4, “Memperkuat Sumber Daya Manusia” dan Asta Cita ke–7 “Penguatan Birokrasi”, menjadi area yang banyak dijabarkan oleh Erikson Sinaipar, karena dipandang sangat relevan dengan jajaran Kementerian Agama Tapanuli Utara.
“Membangun SDM unggul dengan terus belajar, melalui wadah formal dan informal harus menjadi budaya yang terbentuk bagi setiap insan di pemerintahan,” terang Erikson.
“Dengan memiliki pengetahuan yang mumpuni, cenderung akan membentuk budaya kuat dalam suatu organisasi. Pegawai berpotensi untuk lebih tahu mana yang baik dan tidak baik, mendorong kreatifitas dan terbentuknya keterampilan yang relevan dengan kebutuhan organisasi. Selalu mencari cara-cara yang lebih kreatif agar bekerja lebih efektif dan efisien harus menjadi karakter dari setiap pelayanan di pemerintahan,” paparnya.
Menurut Erikson, menjadi pemimpin yang selalu meneladani menjadi kata kunci sukses penerapan budaya kuat dalam satu organisasi.
“Maka, Kepala Kantor dan seluruh pejabat yang sudah diberikan amanah agar memberi contoh yang patut ditiru. Disiplin, Integritas tinggi dengan tidak melakukan penyimpangan, terkhusus korupsi ataupun pungutan liar lainnya,” tandas Erikson.
Erikson Sianipar juga mengingatkan agar Kementerian Agama Tapanuli Utara menjadi garda depan sebagai panutan dalam penerapan nilai-nilai baik dalam melayani di dalam kantor maupun di luar kantor (masyarakat).
“Membangun sistem tata kelola yang lebih sederhana (tidak berbelit-belit, red) dan transparan tanpa harus meninggalkan substansi pelayanan yang prima, juga menjadi area yang harus diperhatikan oleh pemangku kepentingan. Sistem yang baik akan mendorong setiap pegawai menjadi lebih tertib dan teratur serta memudahkan mengukur kinerja individu dan unit kerja. Penerapan Digitalisasi dalam sistem tata kelola pemerintahan juga sudah menjadi keharusan guna memudahkan melakukan pengendalian dan pengawasan,” tandas Erikson Sianipar mengakhiri paparannya.
Erikson Sianipar juga memohon agar jajaran Kemenag juga ikut mendoakan agar Partai Gerindra yang berulang tahun ke-17 tahun pada 6 Februari 2025, dapat lebih berkontribusi lagi untuk kemajuan bangsa dan negara di bawah kepemimpinan Ketua Umum Bapak Prabowo Subianto.